Tanggung Jawab Yang Kadang Ga Kejawab

Tanggung Jawab. Katanya kita harus benar - benar bertanggung jawab atas semua yang kita ucapkan baik sengaja atau pun tidak disengaja. Beberapa hari ini gue banyak banget dapet masukan dari orang - orang terdekat ( orang tua, teman, hanya teman ) tentang tanggung jawab. Karena, menurut mereka gue terlalu menyepelekan tanggung jawab bahkan menyepelekan segala hal. Dan setelah mendengar saran dari mereka, gue pun mengakui, gue terlalu menyepelekan, walaupun niat gue adalah ga mau ambil pusing dengan semua yang terjadi dalam hidup, karena gue yakin semua yang ada didunia sudah diatur oleh Sang Pencipta. Tapi orang lain menganggapnya sebagai penyepelean. Gue ga menyalahkan pendapat mereka, karena orang lain menilai dari apa yang kita lakukan bukan dari apa yang kita niatkan.

Dan karena penyepelean gue ini, gue mendapatkan akibatnya. Gue yang terlalu percaya diri bahwa bisnis konveksi gue akan dapat orderan banyak kemudian hari ini menggunakan uang modal untuk keperluan pribadi. Karena gue yakin, nanti akan ada orderan yang bisa menutupi uang modal yang sudah gue pakai. Namun, setelah batas waktu yang ditunggu, orderan yang gue harap tak kunjung datang. Konveksi tempat gue produksi barang pun sudah kehabisan sabar dengan kata " nanti " gue. Yang berujung pada motor gue yang ditahannya untuk jaminan hutang. Dan jika uang modal yang gue gunakan sudah bisa dikembalikan, motor gue bisa diambil lagi. Intinya, gue punya hutang yang belom bisa dibayar, jadi motor gue ditahan sama yang ngutangin, kalo gue udah bisa bayar, baru motor dibalikin. Dengan berat hati gue harus menerima.

Mama gue bener - bener marah dengan apa yang terjadi. Berkali - kali mama nanya dipake apa uang itu. Dan berkali - kali juga gue jelasin kalo duit itu gue gunakan untuk keperluan yang memang penting, bukan untuk foya - foya. Ujung cerita dari curhatan gue ke mama tentang masalah ini adalah Mama nyuruh gue untuk menyelesaikan masalah gue sendiri dan berhenti dari bisnis konveksi, belajarlah Bertanggung Jawab !

Gue terus berfikir setelah itu. Apa yang harus gue lakukan ?
Terlebih setelah gue berenti dari bisnis konveksi ini, Gue terus berfikir, sambil duduk di atas tangga gelam bekas bangun rumah. Angin terus berhembus membantu mendinginkan kepala yang terus berfikir sejak pagi. Pemandangan halaman rumah yang masih persawahan kering pun cukup membantu mengalihkan fikiran orang tentang gue yang sedang stress menjadi gue yang sedang menikmati pemandangan.

Tak lama kemudian, ada bbm masuk dari Bintang " Jar, malem ini jangan lupa latihan ! ".

Nyaris gue lupa dengan acara komunitas gue besok. Makasih Bintang, sudah mengingatkan.
Besok komunitas gue ngadain acara stand up comedy yang mana gue nampil untuk improve comedy di acara tersebut.

" Sorry Tang, kayaknya gue hari ini ga bisa ikut latihan karena gue ga ada motor untuk keluar rumah ". jawab Gue ke Bintang.

" Duh, lo kan udah dikasih tanggung jawab, ga enak lah sama temen - temen lain ".

Tanggung jawab. kata itu yang bikin gue bener - bener berapi !
Gue mulai kesel, dimata orang gue selalu ga bertanggung jawab. Padahal menurut gue, gue selalu mencoba bertanggung jawab dengan apa yang gue ucapkan dan lakukan. Cuma situasi dan kondisinya aja yang sering ga mendukung. Kayak acara stand up comedy ini, gue bukannya nggak mau latihan, tapi karena emang gue ga bisa keluar rumah tanpa kendaraan, karena jarak dari rumah dan tempat latihan itu terlalu jauh. bahkan untuk naik angkutan umum aja bisa dua jam. Dan juga tentang uang modal yang gue pake, menurut gue, gue ga sepenuhnya salah dengan apa yang gue lakuin, karena menurut gue uang yang gue pake itu untuk keperluan penting yang ga bisa gue jelasin sepenting apa hal tersebut, tapi gue yakin itu penting !

Dan kali ini, tentang latihan acara besok, gue nggak mau dibilang ga bertanggung jawab lagi.
Gue bakal dateng latihan !

Gue turun dari tangga tempat gue berfikir, izin ke orangtua untuk nginep tempat kawan sampe dua hari kedepan. dan minjem sepeda kakek yang ga terlalu jauh dari rumah. Kemudian berangkat !

Gue ngegowes sepeda dengan perasaan berapi, gue ga kesel dengan siapapun, gue kesel, dan ga tau siapa yang harus disalahkan. gue lewatin Universitas Muhammadiyah Palembang, keadaan saat itu malam, gue lewatin lagi Ampera, terus gue gowes sepeda itu dengan semangatnya, jejeran penjual martabak dan pembelinya yang terlihat ga sabaran pun gue lewati. Sampai akhirnya gue sampe ke tempat latihan dengan keringat yang sebisa mungkin gue tahan walaupun percuma.

Latihan selesai, malam itu gue nginep dirumah kak Dodot yang lumayan jauh juga dari tempat latihan, Namun untungnya gue di " setep " sama motor, jadi gue ga perlu capek untuk kerumah kak Dodot. Gue nggak sendirian nginep dirumah kak Dodot. Karena ada kawan - kawan dari komunitas Stand Up Indo Lampung yang pengen nonton acara juga nginep dirumah kak Dodot.

Sesampainya dirumah kak Dodot, teman - teman yang lain mulai merebahkan diri sambil berbagi cerita dan pengalaman tentang stand up comedy. Sementara gue sibuk dengan pemikiran tentang " Tanggung Jawab ".

" Gimana motor ? " tanya kak Dodot berbisik ketika yang lain sedang berbincang,

Baydeway, kawan - kawan komunitas gue udah pada tau tentang masalah ini karena Bintang yang cerita, dasar ember kau Bintang !

" Masih kak, kalo udah balik mah ngapain gue naik sepeda "

Kak Dodot tertawa sambil bilang " Banyaknya masalah kau ini ".

Tapi gue sadar, gue ga seharusnya berfikir tentang tanggung jawab terus. Besok adalah acara senang - senangnya komunitas gue. Jadi gue harus menyimpan dulu masalah gue dan berfokus untuk bersenang - senang besok.

Keesokan harinya,
Gue bantu beres - beres slide yang bakal ditayangin ketika acara. Setelah itu gue lanjut latihan sama teman - teman yang bakal improve comedy. Gue hari ini harus benar - benar fokus dengan acara.

Acara dimulai, satu per satu penampil tampil dan meraup tawa yang sangat banyak dari empat ratus lebih penonton yang datang. Hingga giliran gue dan teman - teman improve comedy tampil. Ketika diatas panggung, gue liat wajah - wajah penonton yang tertawa, teman - teman gue yang begitu bersemangat mensukseskan acara ini, teman - teman improve, penampil, dan tim sukses, mereka semua menyadarkan gue bahwa tanggung jawab bukan cuma tentang tekanan dan hak orang lain, tapi juga tentang kepuasan setelahnya. Memang tampaknya menekan pikiran bahkan diri, namun setelah tanggung jawab itu terlaksana, betapa bahagianya.

Acara selesai, gue dan temen - temen melanjutkan bersenang - senang sambil menemani bintang tamu menikmati pemandangan Ampera di Benteng Kuto Besak. Disana kami makan mie tek-tek sambil membahas hal - hal lucu dan menyenangkan yang terjadi ketika acara tadi.

" Teman - teman " kak Arul memanggil kami " ngobrol - ngobrol dulu yuk ",
Kami pun merapat, piring yang sudah kosong mulai kami pinggirkan.

" Nah, gaes.. " lanjut kak Arul " mumpung guest star kita presiden Stand Up Indo, Awwe, ada yang mau ditanyain ga ? ".

Semua diam, biasa, malu - malu kucing.

" Bang .. " Kak Fadhlan memecah keheningan " Aku mau nanya, kan kita nih kalo nyari materi stand up sering mentok, bingung ga ketemu - temu, tapi pengen punya materi baru, itu gimana bang ? "

" Jangan dipaksain " Jawab bang Awwe " Nyari materi itu bukan nongkrongin kertas kosong trus dipikirin, bukan. Udah lo hidup aja kayak biasa, nanti kalo lo nemu hal yang aneh atau hal yang lo resahin baru lo jadiin materi, bisa sih nyari materi dengan cara duduk mikir didepan kertas, tapi biasanya hasilnya kurang bagus. Mendingan lo hidup aja. Hidup kayak biasa, kalo lo mau kerja, kerja.. kuliah ya kuliah.. nganggur ya nganggur.. nanti dapet sendiri kok, jangan dipusingin. Hidup aja kayak biasa ".

" Ada lagi yang mau nanya ? " kata kak Arul kayak tukang bakso nanya -mau pake cabe ga ?-.

Suasana kembali hening.

" Oh iya, satu lagi..  " lanjut bang Awwe " Kalian di komunitas ini seneng seneng ya, kalo kalian capek sama kegiatan sehari - hari, atau lagi pusing sama kerjaan, kalian ke komunitas ini aja, pokoknya kalian seneng - seneng aja deh di komunitas ini, masalah dapet job, masuk tv atau menang kompetisi itu mah bonus, yang penting kalian seneng - seneng ".

" Ada lagi ga yang mau nanya, mumpung ada bang Awwe nih ? " kata kak Arul kayak tukang bakso nanya -ada yang mau nambah cabe ga, mumpung gue bawa cabe satu gerobak ?-

Namun suasana hening kembali, menandakan tidak ada lagi yang ingin ditanyakan. Dan setelah kami ngobrol cukup lama tentang dunia stand up di kota lain, kami pun pulang untuk istirahat.

Dan gue diajak bang Ganda untuk nginep di hotel bareng Awwe dan Denny Gitong supaya bisa ngobrol lebih banyak.

" Tapi sepeda aku di rumah kak Dodot bang " Kata gue ke bang Ganda ketika kami di perjalanan menggunakan motor.

" Gampang, besok aja kita kerumah Dodot "

gue pun mengiyakan. Sesampainya di kamar hotel gue ngerasa ngantuk banget, Kayaknya pikiran dan kegiatan hari ini ngebuat mata gue cepet - cepet pengen nutup. Dan benar saja, setelah gue masuk kamar berisi dua kasur, lepas sepatu dan  merebahkan diri di kasur, gue langsung tertidur, meninggalkan bang Ganda dan kak Iqbal yang ngobrol di kasur sebelah.

Pagi tiba, gue kayaknya nggak mimpi apa - apa malem itu, tivi mengeluarkan suara perlahan, mungkin volumenya 4, gue lihat jam dan sudah pukul 08.29, gue liat kasur sebelah cuma ada kak Juju, dan kenapa bang Ganda dan kak Iqbal berubah jadi kak Juju pun gue nggak tau. Tak lama bang Ganda masuk.

" Bang " Panggil gue dengan suara serak bangun tidur " Anterin kerumah kak Dodot bang ".

" Duh Jar, abang ditungguin orang rumah ini, harus cepet - cepet pulang " jawab bang Ganda buat gue kecewa sepagi itu " Kalo ga kamu bareng Juju tuh, maaf banget ya Jar ". Kemudian bang Ganda pun pergi setelah mengambil tas ranselnya.

Gue coba bangunin kak Juju, tapi nggak bangun - bangun. Mungkin dia baru tidur tadi subuh.
Sambil nunggu kak Juju bangun gue nonton tivi dengan volume suara yang masih 4.
Setengah jam setelah itu FajarRaisa masuk kamar,

" Jar, bang Awwe sama Denny Gitong mau balik tuh.. mau salaman ga lo ? " kata FajarRaisa setelah melihat keadaan kamar dan kak Juju.

Gue pun menghampiri kedua orang tersebut mengucapkan terimakasih dan balik lagi ke kamar.
Gue mulai kesel nunggu kak Juju ga bangun - bangun. Jadi gue bangunin dengan cara yang agak sporadis, gue goyang - goyangin badannya sekuat tenaga.

" Oy kak ! Bangun ! "

kemudian dia pun bangun.

" Wah, jam berapa nih Jar ? " tanya kak Juju,

" Jam sembilan kurang "

" Mana yang lain ? "

" Ga tau "

Setelah mengumpulkan nyawa dengan guling - gulingan selama lima menit kak Juju ngajak gue ke kamar lain yang ternyata ada kak Iqbal disana.

" Kalian sudah sarapan ? " Tanya kak Iqbal.

" Belom "

" Ya udah sarapan sana dibawah, mumpung belom diberesin "

Gue dan kak Juju pun bergegas ke lantai dua untuk sarapan. Dengan rambut acak - acakan khas orang bangun tidur gue sama kak Juju ngambil piring dan mulai memilih makanan apa yang paling enak sebelum kembali menghadapi dunia penuh tanggung jawab ini.

" Jar " Kata kak Juju sambil menyiduk ayam kecap " Mumpung gratis dan kamar juga yang bayar kak Arul, kita makan banyak - banyak disini ".

Gue tertawa berbisik. Kemudian ngambil nasi goreng sebanyak yang gue bisa. Tapi yang gue heran kak Juju cuma ngambil nasi sedikit.

Setelah makanan siap kami pun mencari meja kosong.

" Kak, katanya tadi mau makan banyak, kok ngambilnya dikit ? " tanya gue setelah kami duduk.

" Biar bisa ngambil makanan yang lain "

wah, bener juga kak Juju, gue ga kepikiran kesitu. Tanpa berfikir lagi kami melahap makanan gratis yang enak itu dengan cepat, Setelah kami selesai, kak Juju lanjut mengambil BUBUR AYAM. luarbiasa perut kak Juju, mungkin perutnya sebesar gerobak bakso ya.

" Mau juga Jar ? " kak Juju menawarkan.

Gue menggeleng.

" Udah nggak usah malu, masa bodo aja, lagian nggak ada yang kenal sama kita " lanjut kak Juju " di pojok ada roti tuh, kalo lo mau "

Setelah tertawa kecil gue pun mengambil roti tawar isi mesis.

Kami kembali ke kamar, merebahkan diri setelah makan seperti cicak ketemu sarang nyamuk, walaupun gue belom pernah ngeliat bentuk sarang nyamuk, tapi kurang lebih seperti itulah.

Singkat cerita gue sampe dirumah kak Dodot dan pulang dengan sepeda gaul milik kakek gue. Bersiap bersepeda selama dua jam lebih.

Akhirnya tanggung jawab gue yang satu ini selesai. Di perjalanan gue seperti kembali menyetel ulang apa yang telah gue jalani dua hari ini. Apalagi kata - kata bang Awwe.

" Udah, jangan lo paksain.. hidup kayak biasa aja, nanti ketemu sendiri ".

Mungkin kata - kata bang Awwe bisa gue terapin untuk gue yang dari kemaren terus nyari cara ngebalikin motor gue yang ditahan konveksi.

Dan entah kenapa, gue pun terpikir cara kak Juju ngambil makan sarapan pagi tadi. Sedikit dulu, sisakan untuk menu yang lain. Gue pikir, kita boleh saja kemaruk untuk mendapatkan segala hal, tapi kita kadang lupa membagi setiap hal apa yang mau kita dapat.

Tak lama ketika gue sedang menikmati perjalanan pulang. Sepeda kakek gue putus rante, putus ! bukan lepas. dan perjalanan masih sangat jauh ( di makam pahlawan Palembang, sementara rumah gue di plaju ujung ). Dan dengan terpaksa.. eh, bukan.. bukan.. dengan ikhlas, gue pulang jalan kaki. Ah, mungkin ini lagi kena fase kurang beruntung aja. waktu pasti berlalu.

Dan untuk tanggung jawab, saran gue kalo kita belom bisa sepenuhnya bertanggung jawab, jangan lupa masih ada kata " maaf " di dunia ini. dan jangan kebanyakan menyalahkan diri sendiri. teruslah hidup, seperti biasanya.

Improve Comedy StandUpPLG :
PAHA ONTA
( Pemuda Harapan Orangtua dan Tetangga )

Kelanjutan tentang motor gue, beberapa hari sebelum gue ngeposting ini motor gue udah balik kok, alhamdulillah :) 


11 comments

Kok nama gue disebut terus sih, jadi berasa asik gitu baca postingan ini. Makasi ya udah nyebut-nyebut nama gue, kamu baik banget sumpah. hahaha

Reply

Makasih juga udah kegeeran, haha

Reply

alhamdulilah he

Reply

Hmm, bagus tuh bisa bangkit dari keterpurukan daan congrats motor lo udah balik.. Percaya aja kl sesudah kesulitan pasti ada kemudahan

Reply

aku tau banget gimana rasanya saat kamu milih untuk gk ambil pusing dalam suatu urusan tapi orang2 disekitarmu berpikiran kalo kamu meyepelekan hal tsb... -__- btw, curhatannya bermanfaat :D Thanks for share ^^

Reply

Sama - sama Nov :))

Reply

Dari sini lebih jelas ceritanya...
Semangat jar, jangan bersedih terus..
Semoga allah membalas kesabaran dan ketabahan kau dek. Diganti dengan kado indah.

Lanjut, Jar! :)

Reply

Makasih kak, oh iya, maaf ga izin dulu ini masukin nama kakak disini, wkwk

Reply

Wuiiih anak palembang, jauh juga ya goes dari plaju sampe leawt ampera. Keknya gue kenal sama bintang. Bintang hidayatullah bukan?. wkwk. Salam Kenal!. -kacamatacaesar.com

Reply

Yoi, hahaha, salam kenal cuoy !

Reply

Post a Comment

tapArrowSikonyols