Praktek
industri atau basanya dibilang PKL memang ada suka dan dukanya. Kayak
gue sekarang, saat gue duduk di kelas dua SMK. gue dihadapkan dengan
yang namanya praktek industri. Pada saat itu gue galau. Karena keahlian
dari kejuriuan gue beragam, semisal edit foto, buat percetakan, bidang
perfleman, dll. So, gue dihadapkan dengan beberapa pilihan, mau ke
stasiun televisi, marketing komputer, atau desain foto. Dan yang ada di
benak gue Cuma dua : 1. Gue ngikut kawan karib gue ke marketing komputer. atau 2. Gue ngikutin pacar ( satu jurusan ) di percetakan. Gue berfikir pada saat itu.
Gue
duduk di dalem kelas, gue bangun, gue duduk lagi, ngupil, dan bangun
lagi. Hingga gue mendapatkan suatu pencerahan. Bagaikan matahari yang
terbit diatas kepala gue. Laksana supir angkot cabut gigi. Dan
pada saat itu pula gue mencetuskan. Gue Muhammad Fajar Saputra
mencetuskan, gue harus PKL bersama teman karib gue. Namun semua tidak
berjalan lancar. Karena tempat praktek sahabat gue itu, sudah PENUUHHHH
!, dipenuhi oleh belatung – belatung kecil anak – anak praktek industri dari sekolah lain. Gue kecewa, gue GALAUU.. dan gue makan opak sambil nangis di depan warung, menatapi nasip.
Tapi
gue belum menyerah. Gue lihat daftar – daftar perusahaan yang ada.
Tampak disitu yang kosong hanyalah perusahaan stasiun televisi. Sedikit
memang yang memilih stasiun televisi. Karena rumor yang beredar, ( gaya
Feni Rose ) orang – orang yang praktek industri disana akan dipekerjakan
sebagai OB. Mari kita ikuti liputan kami dari lokasi kejadian. So, gue nggak mau di pertelevisian. Gue liat – liat lagi, dan ternyata ada sebuah perusahaan yang masih menerima satu BUDAKKKK
anak praktek industri. Lalu gue menghampiri guru pembimbing praktek
industri gue di dalam kantor guru. Gue bilang ke dia dengan sok cool.
“ Ehm “ gue mendehem sedikit “ maaf pak mengganggu “
“ Iya, ada apa Fajar “
“ Gini, saya mau ganti tempat praktek industri saya… “ tangan gue lipet
ke belakang karena gerogi “ ke sini “ menunjuk ke arah daftar
perusahaan.
“ Oh, ya udah.. lagi pula tempat pekael yang kamu tunjuk kemarin sudah penuh “
Lalu gue senyum – senyum garing.
“ Okeh, besok kalian berempat pergi ke perusahaannya, mendaftar secepatnya sebelum didahului oleh sekolah lain “
“ Ehm, kalo boleh tau.. itu orang – orangnya siapa aja ya pak ? “ tanya gue kalem.
“ Si Soleh, Roy, Angga, sama kamu “
“ Gleg “ gue menelan ludah
Yang
gue tau, si soleh adalah manusia yang paling ngelambai yang pernah gue
lihat. Dan yang kedua angga, dia adalah manusia setengah pitak, nggak
sih dia nggak pitak, tapi kelakuannya itu bisa dibilang melenceng dari garing kenormalan.
Dan si Roy, dia laksana api yang berkobar. Bukan karena semangatnya
yang berkobar. Tapi kalo dia ngomong keluar asep dari kerongkongannya.
Itu adalah bakat terpendamnya.
“ Kenapa diem “
Kata bapak tadi membuyarkan imajinasi gue yang sedang berkobar seperti kerongkongan Roy.
Lalu gue berjalan menghampiri ketiga spesies tadi yang duduk di depan musolah.
“ Gimana besok ? “ tanya gue tegas
“ Gimana apanya ? “ jawab roy
Lalu gue nutup hidung karena dia duduk disamping gue dan dia ngeluarin ASEPP..
“ Pendaftaran PKL besok “ Gue masih nutup idung
“ Please dech, loe kan bukan bagian dari kitha.. “ Jawab soleh dengan gayanya.
“ Huft… “ gue menghela nafas, lalu menutup hidung lagi “ gue tadi udah
daftar sama pak xxxxxx kalo gue satu kelompok sama kalian “.
“ OHHHH “ Roy kembali berbicara
Gue mulai dzikir, takut ada apa – apa dengan saluran pernafasan gue.
Keesokan harinya, pulang sekolah kami berangkat bersama menuju tempat
praktek kami nantinya. Dan ternyata tempatnya berada di pusat
perbelanjaan di lampung. Kami memakai seragam baju kotak – kotak biru
tua, dan celana putih panjang. Terdengar dari atas dinding mall, lagu
anak masa kini “ CINTA CENAT - CENUT “. Wah, kerasa banget kita berempat
layaknya boy band masa kini. Lalu lipsing dengan dance yang nggak
seberapa.
Tak terasa, sambil lipsing gaya boy band, Soleh berhenti di sebuah
tempat kecil yang bertuliskan plang diatasnya “ SYSCOM “. Gue sempet
ngerenyutkan dahi karena seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Tempatnya di lantai tiga mall simpur. Paling pojok. Dengan langkah yang
tertatih, kami berjalan masuk ke dalamnya. Gue yang berada disamping
Soleh melihat ke arah belakang, dan terdapat dua sosok manusia ( Roy
& Angga ) bergumam masing – masing.
“ Ada apa dek “ kata mbak – mbak yang berada disana
“ Emh, gini mbak “ Soleh yang berbicara “ kami mau mengantarkan surat
pendaftaran dari sekolah “ bla.. bla .. bla….
Gue
nggak terlalu mendengar jelas apa yang dibicarakan oleh soleh. Dan
seperti pada orang baru lainnya. Gue melihat ke arah sekeliling. Kepala
gue nggak bisa diem, ngelihat ke ujung, ke atas ke kanan, ke kiri. Dan
gue dapat menyimpulkan bahwa tempat ini. Kecil, ruangannya memanjang ke
samping kiri dari pintu masuk, dan dari kejauhan gue liat ada sesosok
manusia sedang tiduran di kursi putarnya di bawah naungan AC dan sebuah
kipas angin kecil yang nggak kerasa bagi gue. Di kanan kiri ada barisan
leptop – leptop dan modem.
“ Dan ini Fajar “ Soleh menunjuk ke arah gue.
Lalu
gue tersenyum garing ke mbak – mbaknya. tak lama, atasannya keluar.
Dari penampilannya gue udah tau sifatnya sangat disiplin. Dengan baju
polo yang di masukkan, celana jeans yang bersih, sepatu mengkilatnya,
serta kumisnya yang sangat tebal hingga menyentuh lantai .
“ Ini nggak ada ceweknya “ kata si atasan
Kita cuma bisa menggelengkan sambil senyum – senyum garing.
“ Emh, jadi gimana pak.. kami diterima ? “
“ sebenernya kami hanya menerima dua anak PKL” kata si atasan “ tapi... ok deh “
“ jadi, kita diterima pak “ tanya soleh dengan manja
“ IYEE !! “
Gue udah mengerenyit kan kepala, karena gue kira saking senengnya si Soleha, dia akan bertindak ekstim, seperti salto – salto atau mencium kaki atasan syscom #hoekk !
tapi keliatannya orang - orang syscom asik - asik semua
Post a Comment